Powered By Blogger

Pengunjung Yang Online

Total Tayangan Halaman

Selasa, 04 Juni 2013

Kertas dan Sebuah Tinta : Episode 3

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Episode 3 : Terpaku Menatapmu
Tetapi dia hanya menegur kami sentak berkata “hai cewek yang sapu tangannya terjatuh” dia menatap ku sekejap langsung meninggal kan kami. Aku yang menduga dia akan duduk bersama kami di kantin, ternyata tidak. Aku merasa legah akan semua itu. Yang tadinya jantung ini yang hampir copot gara – gara cowok itu, sekarang seperti keluar dari tempat yang gelap dan menyapa sinar yang terang disana.

            Bel berbunyi, waktunya memasuki kelas lagi. Setibanya di kelas, cowok itu duduk di kursi ku seraya sambil mengobrol dengan teman – teman cowok yang lain. Aku yang seharusnya duduk di tempat duduk ku, malah masih berdiri saja di depan pintu, sedangkan Dea sudah duduk di tempatnya. Aku berkata kepada Dea dengan menggunakan isyarat seperti orang yang tidak bisa bicara, hanya dengan menggerakkan anggota tubuh saja. aku menunjuk cowok itu dan berkata kepada Dea “cowok itu nah ? kenapa masih saja di tempat ku ?” hanya mulutku saja yang bergerak tanpa mengeluarkan suaranya. Tetapi Dea tidak mengerti maksudku. Terus dan terus aku menujuk cowok itu, tiba – tiba dia menghadap ku. Tangan ku terpaku menunjuk dia, dan dengan cepatnya aku langsung menurukan tangan ku dan berbalik, menganggap Sesutu tidak ada yang terjadi. Ketika aku berbalik lagi dengan niat mengusir dia dari tempat duduk ku, tiba – tiba dia langsung berada tepat di depan wajah ku sambil membungkukkan tubuhnya dan menatapku dalam – dalam serta berkata “kenapa menunjukku bergitu ? apakah ada yang salah ?” aku hanya bisa terdiam saja, tidak bisa berkata apa – apa, semua terasa seperti berhenti. Aku yang mau menjawab pertanyaannya, malah tidak bisa mengungkapkan semuanya, aku bingung, aku tidak mengerti dengan sikap ku. Sementara aku masih saja diam, cowok itu lalu senyum dan meninggalkan ku kembali ketempat duduknya. Aku masih saja berdiam tetapi selangkah demi selangkah, aku menuju tempat duduk ku. Aku seperti orang yang sedang kena penyakit saja. terus dan terus begitu sampai waktu pulang tiba.

            Sesampainya dirumah, aku disambut dengan kedatangan kakak ku yang pertama, yaitu Juni. Dia datang karena tempatnya kuliah saat ini sedang memasuki masa – masa liburan semester. Dia menyambutku dengan cara memeluk ku dan berkata “ini dia, si kertas kosong sudah pulang, dari pencariannyanya. Sentak aku mendengarnya, aku bertanya kepadanya. “maksudnya ?” dia hanya tetawa saja, tunggu saja ya. Ini kebiasaannya yang sering membuat aku penasaran dengan kata – katanya. Tetapi kesempatan ini bisa aku manfaatkan untuk bercerita kepada kakak ku, tentang masalah yang aku alami di sekolah belakangan ini. “kak ?” aku memanggilnya. “iya kenapa ?” sahutnya. Aku pun menceritakan semuanya kepadanya. Mulai dari saat aku bertemu kepada seseorang cowok yang sepertinya akan merubah ku, sampai perasaan ku saat ini. Dia hanya tetawa saja mendengar cerita ku. wajahku yang serius tiba – tiba bertanya kepadanya “apa yang lucu ?” dia menjawab, tidak ada yang lucu kok. Begini ya, kakak kasih tahu, kalau…………..(bersambung)


Tebak – tebakkan /Episode selanjutnya sekalian menambahkan ide buat si Penulis.
a.       Cewek itu harus mengerti apa yang tejadi
b.      Kamu itu  setidaknya harus mengenal cowok itu
c.       Kertas kosong itu, tolong di carikan tinta.
d.      Cowok itu, tidak bisa untuk di biarkan saja.

e.       Dan lain – lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...