Wira : iya, beginilah gue sekarang, gue terkena musibah. bukan dalam pekerjaan, tetapi saat dirumah. Saat berkebun, tidak sengaja kedua mata gue terkena percikan yang berisikan bahan kimia untuk membunuh hama ditanaman itu. dan gue dilarikan kerumah sakit. mata gue terluka parah dan sekarang gue buta, dokter menyarankan untuk melakukan operasi secapatnya. gue akan berada di Paris, untuk melakukan perawatan serta operasi.Nanda : lalu loe mau gue gimana ?Wira : gue mau loe datang besok ke Bandara Soekarno-Hatta jam 10 pagi pesawat sudah berangkat, semua biaya gue tanggung, yang penting loe ikut gue. gue mau loe selalu ada disisi gue dan temani gue, seorang lelaki mungkin akan terjatuh ketika tidak ada kekasihnya disisinya. (Wira langsung berdiri dan Andi mengantarnya masuk kedalam mobil)
Keesokan harinya di Bandara Soekarno-Hatta, Wira menunggu kedatangan Nanda, lama menunggu Hingga akirnya Nanda datang dengan buru-buru, tepat panggilan terakhir untuk penumpang tujuan Jakarta-Paris
Wira : loe kemana aja, kenapa lama banget ?Nanda : yaelah, sorry sorry, lagi macet tadi dijalan, tau ajakan jakarta gimana.Andi : sudah-sudah, Nan, titip Wira ya, jaga dia baik-baik disana.Nanda : iya, kamu juga. makasih ya.Andi : iya, sama-sama.
Setiba di perancis, meraka langsung menuju rumah sakit Assistance Publique Hôpitaux de Paris. Disana Wira langsung mendapatkan tindakan lebih lanjut dari pihak rumah sakit. Wira diminta pihak rumah sakit setiap hari untuk datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi matanya agar bisa diketahui matanya siap dioperasi 1 minggu kedepan.
Hari petama, mereka kerumah sakit untuk melihat keadaan mata Wira
Wira : (sambil diperiksa) sayang ?Nanda : iyaa, ada apa ?Wira : setelah pemeriksaan ini, kita jalan-jalan ya ?Nanda : emang boleh, tanyaain dokternya dulu.Wira : ophtalmologiste, Pourriez rues I dans un état comme celui-ci ? [dokter, boleh kah aku jalan-jalan dalam keadaan seperti ini ?]Dokter : peut-être, mais toujours garder votre état de l'œil, pas trop forcé, si vous vous sentez malade, dépêchez pause [boleh, tetapi tetap jaga kondisi matamu, jangan terlalu dipaksakan, kalau merasa sakit, bergegaslah istirahat].Wira : bon ophtalmologiste [baik dok]. nah, loe dengar kan Nan ?Nanda : iya, emang loe mau kemana ?Wira : ada salah satu tempat disini, yang kita bisa melihat jelas menara eiffel itu berada.Nanda : tapi loe kan ?Wira : Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat, tetapi mengapa Tuhan hanya menganugrahkan sekeping hati pada kita ? karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk mencarinya. itu lah cinta. dan orang itu adalah loe. walaupun saat ini gue tidak dapat melihat, tapi gue punya kamu, yang dapat menerjemahkan dan meceritakannya kepada gue.Nanda : (memegang tangan Wira) iya sayang.
Enam hari berikutnya, mereka berdua ke tempat itu terus, dan Nanda menceritakan kepada Wira tentang keadaan menara eiffel itu. dan Hari ini adalah hari ke-7 mereka di perancis dan tepat hari operasi dimana Wira akan dioperasi. tetapi sebelumnya, lagi-lagi Wira mengajak Nanda kesuatu tempat, nama tempat itu adalah Ponts des Arts, sebuah jembatan yang melintasi Sungai Seine, yang dinamakan jembatan gombok cinta
Wira : bagaiamana tempat ini ?Nanda : bagus kok, tempat yang indahWira : disebelah sana ada seseorang yang menjual gembok dan kuncinya, loe pergi beli yah ? lalu tulis nama kita. (Nanda pun bergegas kesana).Nanda : iyaa, ini gembok sama kuncinya, terus ?Wira : sudah ada nama kita ?Nanda : sudah ada.Wira : yaudah, bantu gue ke pengangan jembatan ini, lalu loe gembok tu, seperti gembok-gembok yang sudah ada.Nanda : (menggombok) sudah ni, lalu kuncinya ?Wira : mana kuncinya ?Nanda : ini ditangan gueWira : siniin tangan loe (memegang tangan Nanda) dalam hitungan tiga, kita buang kunci ini ke sungai, dan sambil ngucapin dalam hati, kita akan bersama selamanya, sampai maut, memisahkan kita. loe siap ?Nanda : iya siapWira : satu, duaa, tigaaa (ngelempar kunci)Nanda : bagaimana perasaan loe setelah buang kunci itu ?Wira : gue merasa senang, impian gue tercapai, bareng dengan kekasih gue ditempat ini, iya sudah, waktuya sudah tiba sayang, ayo kita kerumah sakit.
Mereka pun menuju rumah sakit dan operasipun dilakukan. Nanda menunggu sambil berdoa akan kesembuhan Wira. operasi berlangsung beberapa jam dan operasipun selesai dilakukan. tak disangkat tiba-tiba Andi menelpon Wira, bahwa Andi dan Nindi akan datang untuk melihat keadaanya setelah matanya siap untuk dibuka.
Hari dimana perban mata Wira dibuka, dimana Nanda, Nindi dan Andi sudah ada di dalam ruangan tersebut, mata Wirapun dibuka.
Wira : Optométristes brièvement, je veux Nanda était en face de moi alors que mes yeux ouverts [sebentar dok, saya mau Nanda ada di depan saya saat mata saya di buka.Dokter : s'il vous plaît Mlle [silahkan nona]. (Nandapun berada saat mata Wira dibuka)
Akhirnya Wirapun dapat melihat lagi, dan orang yang pertama dia lihat adalah Nanda, kekasihnya.sebelum pulang ke Indonesia, lagi-lagi Wira mengajak Nanda ketempat dimana mereka melihat menara eiffel itu di temani oleh Nindi dan Andi. Wira dan Nanda berpelukan, akhirnya dapat melihat menara eiffel itu secara bersamaan.
Hari demi hari pun berlalu, dimana hari kelulusan tiba, dan Nanda juga Nindi akhirnya lulus. Nanda menetap di Indonesia dan bekerja disalah satu perusahaan sedangkan Nindi akan melanjutkan Studi S2 nya di perancis. malam setelah kelulusan, Wira di undang Nanda untuk bisa datang kerumahnya, untuk ngerayain hari bahagia itu, karena paginya Wira tidak bisa datang karena sibuk dengan kerjanya, hingga dia berjanji untuk datang pada malam harinya.
Malam harinya Wira datang.
Wira : permisi.Nanda : (membuka pintu) akhirnya datang juga, kok lama banget sih, di telpon juga ngk diangkatWira : (memeluk Nanda) selamat ya sayang atas kelulusanmu je t'aime [aku sayang kamu]Nanda : iyaaa iya sudah, ayo masuk, loe ngk mau ucapin selamat juga kepada Nindi ?Wira : ohh iyaa iyaa, dimana dia ?Nanda : itu ada dimeja makan, ayo masukWira : (di meja makan) selamat ya Nindi atas kelulusan kamuNindi : iyaa, makasih yaWira : sama-sama nin.
setelah makan malam selesai, Wira mengajak Nanda keluar sebentar, sekedar mengambil oleh-oleh didalam mobilnya.
Wira : (membuka pintu mobil) nah ini oleh-oleh untuk orang rumah yaNanda : wah, banyak banget, makasih yaWira : iya sama-sama. em nan, gue mau ngomong sesuatu ?Nanda : (berbalik) iya sayang, mau ngomong apa ?Wira : kayaknya kita ?Nanda : kita kenapa ?Wira : kita udahanin aja hubungan iniNanda : loh, kenapa ?Wira : loe sekarang beda nanNanda : alasan loe ngk masuk akal, loe tiba-tiba loe udahin hubungan ini karena gue beda ?Wira : iya, gue merasa loe beda. loe beda saat diperancis waktu itu, entah kenapaNanda : kalau beda, gue bisa baikin diri gue lagi kok, loe mau gue seperti apa ? berikan gue contohWira : semenjak di prancis, loe menjadi orang yang sabar menunggu, walaupun dalam hal kecil seperti menunggu gue bangun di pagi hari, tetapi loe sekarang, cuma karena gue telat sedikit, loe mulai nelpon, seakan gue ini lelaki yang ngk tepati janji gue datang kesini. Setia itu tentang penantian nan. Tapi loe ngk suka menunggu, lalu kita menjadi sekian, sebab gue berlaluNanda : jadi loe mau kita udahan ?Wira : iya, maafin gue yahNanda : mudahan kita baik-baik setelah ini yah, oh iya, suatu saat nanti, loe jangan lagi yah, menghabiskan waktu untuk mencintai seseorang yang tidak memberi manfaat apapun (senyum kepada Wira sambil mengusap air matanya)Wira : aku ngk suka liat loe nangis.Nanda : emang, sejak kapan loe liat gue terakhir kali menangis ? (berbalik pergi meninggalkan Wira)Wira : nan, tunggu (berlari)Nanda : (hanya mengangkat tangan, seakaan menyuruh Wira berhenti mengejar) aku ngk apa-apa kok, makasih oleh-olehnya.
semanjak kejadian itu, Nanda dan Wira tidak saling berhubungan lagi.
Beberapa tahun kemudian. ketika Wira tidak sengaja bertemu dengan Nindi di perancis di tempat, dimana Nindi lagi melihat menara eiffel, dan Wira lewat dengan rekan-rekan kerjanya. setelah bertemu, Wira meminta Nindi untuk meluangkan waktunya sabtu nanti di tempat itu juga.
Wira menunggu kedatangan Nindi.Wira : akhirnya datang juga.Nindi : iya, ada apa ya ?Wira : loe inget tempat ini ?Nindi : maksud loe ?Wira : sudah lah nin, loe jangan berpura-pura lagiNindi : gue ngk ngerti maksud loeWira : gue sama Nanda sudah bubaran beberapa tahun lalu, semenjak pulang dari perancis. Nanda yang waktu di perancis, ngk sama dengan Nanda yang di Indonesia saa itu. Nanda yang waktu itu nemenin gue disini, sekarang ada disamping gue, Nanda waktu itu adalah loe Nindi. gue tau ketika gue bubar degan Nanda, gue pergi ke jembatan untuk melihat gembok kita. gue mencari-cari gembok itu. akhirnya dengan susah payah, Eureka ! (telah kudapat !) gue menemukan gembok itu, dan ternyata tulisan digembok itu bertulisan nama Wira dan Nindi, bukan Nanda. semenjak itu gue tau, bahwa loe cinta gue Nin, yang buat gue nyaman. yang ketika saat bersamamu, pikiran ini bukan lagi milik gue.
Nindi pun menangis mendengar penjelasan Wira. air mata yang selama ini yang hanya keluar, ketika melihat orang yang dia cintai memeluk wanita lain di depan matanya, kini sudah berubah, air mata itu menjadi air mata kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan. Nindi langsung memeluk Wira dengan tiap tetesan air matanya membasahi baju Wira. lalu Wira melepaskan pelukannya dan melihat Nindi dalam-dalam dengan bercucuran air mata itu.
Nindi : loe kenapa liat gue begitu ?Wira : loe ? sejak kapan seorang Nindi yang sopan dalam berbicara, ngomong dengan loe gue gitu ? (sambil tertawa)Nindi : ihh kamu ya.Wira : kamu makin cantik kalau nangis.Nindi : kamu masih aja gombal disaat begini.Wira : senyum dong ? senyum buat kekasih barumu ini.Nindi : ngk mau. (nangisnya mulai hilang)Wira : terus kamu mau aku ngapain ?Nindi : aku mau kamu berlutut didepanku dan meminta maaf.Wira : (berlutut), terus ?Nindi : ngk ngk, aku bercanda aja kok.Wira : hem (narik nafas) Nin,Nindi : iya ? sudah, berdiri kamu. ngk malu apa diliat orang ?Wira : ngapain malu ? ini di perancis, bukan di indonesia.Nindi : udah, berdiri kamu. nanti aku serius marah ni ?Wira : sebelum kamu yang serius marah, aku juga mau serius ke kamu. Nin. maukah kamu menjadi kekasihku ? dengan menara eiffel menjadi saksi akan hal iniNindi : (tidak bisa berkata-kata)Wira : apakah ini terlalu cepat ? ngk, ini cinta yang sudah terjadi. walaupun orang-orang bilang hubungan ini baru, kenapa harus menunggu kalau kita sudah yakin dengan pasangan kita ?Nindi : (mulai nangis lagi) beberapa tahun aku memendam rasa ini. aku memang baru kenal cinta, dan Cinta adalah hanya sebuah kata sampai seseorang datang dan memberikan makna. dan kamu adalah orangnya, kamu datang, dan dengan singkatnya aku jatuh cinta kepadamu, dengan waktu kita yang selalu bersama setiap hari, dan aku juga mulai berani untuk memegang tanganmu, tetepi aku harus memendam itu semua, rasa cinta ku yang besar harus aku pendam, aku tidak mau bersaing dan merebut pacar dari saudara kembarku sendiri. aku cemburu ketika kau memeluknya di paris, dimana tempat itu aku yang selalu menceritakan keadaan paris. aku cemburu ketika kau tiap hari menjemputnya kuliah, dan aku cemburu di hari kelulusan kuliah kami, kalian saling bersuap mesra di hadapanku. aku memendam itu semua. aku menangis diam-diam, setelah kejadian-kejadian sedih itu menimpahku. terkadang aku ingin menangis dihujan yang deras, agar orang lain tidak tau kalau aku sedang menangis. sakit hati ini, sakit.Wira : lalu aku harus bagaimana ? memutar waktu kembali ? berhenti bohongi masa depanmu dengan masa lalumu. masa lalu yang sakit itu, kita bisa bangun dimasa depan, aku butuh jawaban Nin.
keadaan terdiam, hanya tangisan Nindi yang terdengar. Wira pun berdiri dan mengehela nafas.
Wira : (berbalik) Iya sudah, kalau memang aku tidak termaafkan dimasa lalu, ku harap, suatu saat nanti, kau akan mengerti. (berjalan, meninggalkan Nindi)Nindi : tunggu (sambil memangis)Wira : (berhenti berjalan)Nindi : (menangis)Wira : ada apa ? kenapa memanggilku ? (berbira dengan membelakangi Nindi)Nindi : aku terkadang ingin kembali menjadi anak kecil, ketika terjatuh, hanya tangan dan lutut yang sakit, bukan hati. tapi jika diberi pilihan untuk menjadi anak kecil lagi, aku menolak. karena, dengan hati pernah sakit dan terluka ini, akan timbul cinta yang baru, yang dapat mengalahkan sakit itu. jadi sekarang, aku ngk bisaWira : (masih membelakangi Nindi) iya, aku tau kamu ngk bisa, semoga kamu bertemu dengan seseorang yang (dipotong)Nindi : aku ngk bisa nolak kamu.Wira : (berbalik) sungguh ?Nindi : (sambil menangis) iyaaa, aku mauWira : langsung berlari memeluk Nindi dan sambil beribisik. veux-tu m'épouser ? [maukah kau menikah denganku ?]Nindi : (melepaskan pelukan Wira) kamu serius ? baru beberapa menit yang lalu kamu menjadi kekasihku, sekarang kamu melamarku ?Wira : (ngeluarin cincin dari saku celananya) apa aku terlihat bercanda ?Ninda : huaaaaa (memeluk Wira) oui, je le ferai [ya, aku mau]
Akhirnya, Nindipunmenyelesaikan kuliah S2 nya di perancis, pernikahanan telah tiba. Di panggung, meraka sambil berbisik.
Nindi : kuat juga cinta kamu untuk mencari bukti digembok itu.Wira : ya, sebenarnya aku diberitahu Andi.Nindi : dia bilang apa ?Wira : dia bilang, kalau Nanda yang di paris itu bukan Nanda yang sesungguhnya, melainkan kamu. tentu saja aku tidak percaya begitu saja dan memutuskan untuk mencari dan akhirnya, ketemu kamu deh hahahaNindi : akhirnya dia tidak kuat juga ya ?Wira : maksud kamu ?Nindi : awalnya Andi tidak memilik perasaan apa-apa terharap Nanda, sama halnya dengan aku ke kamu waktu itu. gravitasi tidak bertanggung jawab dengan orang yang telah jatuh cinta sayang. apalagi mereka selalu bertemu, sebelum aku ke perancis, Nanda terjatuh dari tangga setelah kamu meninggalkan rumah, Andi yang ingin pamit pulang setelah mengantarkan kamu masuk ke dalam mobil, melihat kejadian itu. setelah mengantarkan kamu, dia kembali lagi kesini untuk mengantar Nanda kerumah sakit, Nanda terkena geger otak ringan, kepalanya terbentur. dan sejak itu dia lah yang menjaga Nanda selama kita di perancis. ada waktu itu dia pesan ke aku di bandara untuk jaga kamu baik-baik ? inget ngk ?Wira : iya inget, emang kenapa ?Nindi : emang aku bilang apa ?Wira : kalau ngk salah, kamu bilang, iya, kamu juga. makasih. (mikir) eh jangan-jangan ?Nindi : iya, aku juga nitip Nanda ke dia untuk jagain dia, seperti aku jagain kamu, karena aku yang menggantikan Nanda.
Asik membahas masa lalu meraka, Andi dan Nanda datang.
Nindi : oh, jadi ini laki-laki yang dapat menakhluk kan hati saudara kembarku dan ngk mau kasih tau waktu ditelp ?Andi : ah, loe pura-pura ngk tau lagi.Nanda : Andi sudah menceritakan semuanya ke gue nyet.Nindi : hahaha maaf ya, ngk ada maksud apa-apa loh kenapa aku nda cerita.Nanda : iya nyet iya, hidup itu seperti mengendarai sepeda. jaga keseimbangan loe, loe harus tetap berjalan (ngelirik Wira)Wira : Merelakan, seringkali menyakitkan. Tapi akan membahagiakan pada akhirnya. berterimakasihlah kepada kenangan (ngelirik Nanda)Nanda : iyaa sudah, Allons manger, j'ai faim [ayo kita makan, aku sudah lapar]Nindi : sejak kapan kamu bisa bahasa perancis ?Nanda : (sambil tertawa dan ngelirik Andi) itu ada gurunya.Nindi : hahaa bisa aja kamu nyet.Wira : sejak kapan kamu manggil nyet gitu ?Nindi : (sambil tertawa dan ngelirik Nanda) itu ada gurunyaNanda : awas kamu yahhh !!
NB : Jika ingin mengambil cerita saya untuk kepentingan umum, misalnya untuk ngepost diblog ataupun yang lain, izin ya, saya orangnya berbagi kok. :D
Created by : Saiful
13 Juli 2014