بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Episode
3 : Terpaku Menatapmu
Tetapi
dia hanya menegur kami sentak berkata “hai cewek yang sapu tangannya terjatuh”
dia menatap ku sekejap langsung meninggal kan kami. Aku yang menduga dia akan
duduk bersama kami di kantin, ternyata tidak. Aku merasa legah akan semua itu.
Yang tadinya jantung ini yang hampir copot gara – gara cowok itu, sekarang
seperti keluar dari tempat yang gelap dan menyapa sinar yang terang disana.
Bel berbunyi, waktunya memasuki kelas
lagi. Setibanya di kelas, cowok itu duduk di kursi ku seraya sambil mengobrol
dengan teman – teman cowok yang lain. Aku yang seharusnya duduk di tempat duduk
ku, malah masih berdiri saja di depan pintu, sedangkan Dea sudah duduk di
tempatnya. Aku berkata kepada Dea dengan menggunakan isyarat seperti orang yang
tidak bisa bicara, hanya dengan menggerakkan anggota tubuh saja. aku menunjuk
cowok itu dan berkata kepada Dea “cowok itu nah ? kenapa masih saja di tempat
ku ?” hanya mulutku saja yang bergerak tanpa mengeluarkan suaranya. Tetapi Dea
tidak mengerti maksudku. Terus dan terus aku menujuk cowok itu, tiba – tiba dia
menghadap ku. Tangan ku terpaku menunjuk dia, dan dengan cepatnya aku langsung
menurukan tangan ku dan berbalik, menganggap Sesutu tidak ada yang terjadi.
Ketika aku berbalik lagi dengan niat mengusir dia dari tempat duduk ku, tiba –
tiba dia langsung berada tepat di depan wajah ku sambil membungkukkan tubuhnya
dan menatapku dalam – dalam serta berkata “kenapa menunjukku bergitu ? apakah ada
yang salah ?” aku hanya bisa terdiam saja, tidak bisa berkata apa – apa, semua
terasa seperti berhenti. Aku yang mau menjawab pertanyaannya, malah tidak bisa
mengungkapkan semuanya, aku bingung, aku tidak mengerti dengan sikap ku.
Sementara aku masih saja diam, cowok itu lalu senyum dan meninggalkan ku
kembali ketempat duduknya. Aku masih saja berdiam tetapi selangkah demi
selangkah, aku menuju tempat duduk ku. Aku seperti orang yang sedang kena
penyakit saja. terus dan terus begitu sampai waktu pulang tiba.
Sesampainya dirumah, aku disambut
dengan kedatangan kakak ku yang pertama, yaitu Juni. Dia datang karena
tempatnya kuliah saat ini sedang memasuki masa – masa liburan semester. Dia
menyambutku dengan cara memeluk ku dan berkata “ini dia, si kertas kosong sudah
pulang, dari pencariannyanya. Sentak aku mendengarnya, aku bertanya kepadanya.
“maksudnya ?” dia hanya tetawa saja, tunggu saja ya. Ini kebiasaannya yang
sering membuat aku penasaran dengan kata – katanya. Tetapi kesempatan ini bisa aku
manfaatkan untuk bercerita kepada kakak ku, tentang masalah yang aku alami di
sekolah belakangan ini. “kak ?” aku memanggilnya. “iya kenapa ?” sahutnya. Aku
pun menceritakan semuanya kepadanya. Mulai dari saat aku bertemu kepada
seseorang cowok yang sepertinya akan merubah ku, sampai perasaan ku saat ini. Dia
hanya tetawa saja mendengar cerita ku. wajahku yang serius tiba – tiba bertanya
kepadanya “apa yang lucu ?” dia menjawab, tidak ada yang lucu kok. Begini ya,
kakak kasih tahu, kalau…………..(bersambung)
Tebak
– tebakkan /Episode selanjutnya sekalian menambahkan ide buat si Penulis.
a. Cewek
itu harus mengerti apa yang tejadi
b. Kamu
itu setidaknya harus mengenal cowok itu
c. Kertas
kosong itu, tolong di carikan tinta.
d. Cowok
itu, tidak bisa untuk di biarkan saja.
e. Dan
lain – lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar